Sabtu, 26 Desember 2009

SOAL SELEKSI PROPINSI 2006

FISIKA

2,5 JAM


 

  1. Sebuah balok bermassa m ditahan dengan dua buah tali horizontal dan dua buah tali vertikal terletak dalam sebuah mobil yang mula-mula diam. Jika mobil kemudian dipercepat dengan percepatan a, maka
    balok m tetap diam terhadap mobil (posisi balok m tidak berubah terhadap mobil). Tentukan :
    1. percepatan balok/mobil (nyatakan dalam )
    2. Jarak yang ditempuh mobil selama waktu t. (nyatakan dalam
  2. Sebuah prisma bermassa m dengan sudut θ = 450 (lihat gambar) diletakkan pada bidang datar tanpa gesekan. Prisma yang lain, tapi dengan massa yang sama m diletakkan di atas prisma pertama (ukuran prisma pertama lebih besar dari prisma kedua). Sebuah gaya horizontal F dikerjakan pada prisma yang di atas sehingga tidak bergerak terhadap prisma yang di bawah, tentukan gaya gesek antara kedua prisma. (nyatakan dalam F,m, dan g) g = percepatan gravitasi bumi.
  3. Sebuah batang ringan (massa diabaikan) ujung-ujungnya diberi sebuah bola pejal dan ditahan secara horisontal (lihat gambar). Ketika dilepaskan, batang berotasi terhadap sumbu horisontal yang melalui titik O. Tentukan kelajuan v bola bermassa m saat di titik tertinggi.


 


 

  1. Lingkaran yang terbuat dari kawat dengan jari-jari R bergerak melingkar tanpa gesekan pada sumbu vertikal yang melewati diameternya, (lihat gambar). Kelajuan linear titik pada kawat di mana terletak cincin adalah v. Jika cincin yang terletak pada kawat tersebut berada pada kesetimbangan. Tentukan sudut θ yang memenuhi kesetimbangan stabil.
  2. Sebuah sistem ditunjukkan pada gambar di samping, diletakkan dalam elevator yang bergerak ke atas dengan percepatan a.

Tentukan tegangan tali T jika meja licin. Diketahui massa masing-masing balok serta percepatan gravitasi g.


 

  1. Pesawat ruang angkasa dengan momentum p akan mengubah arahnya. Arah yang baru membentuk sudut θ terhadap arah mula-mula dan kelajuannya dipertahankan tetap. Jika gaya konstan yang dihasilkan mesin F, tentukan waktu minimum t yang diperlukan mesin untuk mengubah arah tersebut. Asumsi mesin dapat diputar/dibelokkan sesuai dengan arah yang diperlukan pesawat ruang angkasa.


 


 


 


 


 


 


 

  1. Dua partikel masing-msing bermassa m dan 2m serta momentum p dan bergerak saling tegak lurus. Setelah tumbukan, terjadi "pertukaran" momentumnya, sehingga massa m momentumnya p sedangkan massa 2m momentumnya .

Tentukan besar energi yang hilang dalam tumbukan.


 

  1. Sebuah bola berongga mempunyai massa dan jari-jari yang sama dengan sebuah bola pejal. (momen inersia bola berongga = dan momen inersia bola pejal = ).

Bola berongga menggelinding tanpa slip pada bidang miring dari ketinggian H = 1 meter (lihat gambar). Tentukan ketinggian/posisi mula-mula untuk bola pejal supaya jarak mendatar X yang ditempuh kedua bola sama jauhnya.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

SELAMAT MENGERJAKAN

SEMOGA SUKSES

Kamis, 24 Desember 2009

Solusi olimpiade fisika

Solusi


 

  1. (total 9 poin)

    kecepatan mula-mula bola relatif terhadap bumi adalah ve + vbe.

    ketinggian mula-mula adalah h.

    1. ketinggian maksimum tercapai saat v = 0, yaitu saat t1 = (ve + vbe)/g        (1 poin)
    2. ketinggian maksimum adalah h + (ve + vbe) t1 - ½ gt12.    

= h +(ve + vbe)2/ (2g)                (2 poin)

  1. Dalam kerangka elevator, percepatan bola adalah g + ae (arahnya ke bawah)    (1 poin)
  2. kecepatan bola dalam kerangka ini adalah vbe.    

    ketinggian mula mula adalah nol

    ketinggian maksimum dicapai saat v = 0, yaitu saat t2 = vbe/(g+ae)        (2 poin)

  3. ketinggian maksimum adalah vbe
    tm -
    ½ (g+a) t22

    =    vbe2/ [2(g+ae)].                    (1 poin)

  4. Bola menyentuh elevator lagi saat t = 2t2 = 2vbe/(g+ae)                (2 poin)


     


     

  1. (total 6 poin)
    1. Kekekalan momentum linear

      10 gram * 1000 m/s = 10 gram * 400 m/s + 5 kg * v

      v = 1,2 m/s                                (2 poin)


       

    b) Ketinggian maksimum adalah v2/(2g) = 0,072 m = 7,2 cm             (2 poin)


     

    1. Energi yang hilang adalah ½ * 0,01 * 10002 - ½ * 0,01 * 4002 - ½ * 5 * 1,22

      = 5000 – 800 – 3,6

      = 4196,4 Joule                    (2 poin)


       


       

  2. (total 6 poin)

Agar massa m2 tidak bergerak maka gaya normal pada m2 harus tidak nol.

  1. Gaya maksimum dicapai saat N2 = 0.                         (1 poin)
  2. Kesetimbangan benda 2 dalam arah y memberikan tegangan tali T = m2g    (2 poin)
  3. Karena massa katrol nol, maka tegangan tali di kedua sisi katrol sama

    Dari tinjauan gaya pada katrol, total gaya dalam arah vertikal harus nol

    Jadi F = 2T = 2m2g.                                (1 poin)

  4. Tegangan tali T = m2g.

    persamaan gerak benda 1: T - m1g = m1a.

    jadi a = (m2 - m1)g/m1.                                (2 poin)


     


     

  1. (total 9 poin)
    1. momen inersia batang terhadap sumbu rotasi adalah (1 poin)

    Hukum kekekalan energi                                 

    1. energi mula mula = mgl                                (1 poin)
    2. energi akhir = mgl/2 + ½ I
                                  (1 poin)
    3.                                         (1 poin)

      Momentum sudut sistem kekal dihitung relatif terhadap sumbu putar

    4. Momentum mula-mula = I                            (1 poin)

      Momentum akhir = (I + Ml)'                            (1 poin)

    5. Didapat :

                          (1 poin)

    6. Energi yang hilang :


       


       

                                    (2 poin)

                        

            

        


 


 

  1. (total 9 poin)


     

    1. Perhatikan diagram gaya di samping             (1 poin)
    2. Kesetimbangan sumbu x : N = T sin .            (1 poin)

      Kesetimbangan sumbu y : f + T cos = mg.         (1 poin)

    3. Jumlah torka         : fr = Tr.             (1 poin)

               f = T.

    4. Hubungan sudut                        (1 poin)


       


       

      Dari persamaan persamaan di atas di dapat


       

    5.                         (0,5 poin)
    6.                         (1 poin)
    7.                         (0,5 poin)
    8.                         (2 poin)        

                              


       


       

  2. (total 6 poin)

    a). Total waktu yang dibutuhkan oleh orang agar bisa sampai di helikopter adalah :

                                    (1 poin)

        


     

    1. Panjang tali yang dipanjat oleh orang itu adalah:

                                  (1 poin)

    2. Bagian yang ditarik oleh helikopter adalah:

                                (1 poin)

    Usaha = gaya * perpindahan


     

    1. Gaya yang dikeluarkan korban adalah m*(g+a+ak)

      Usaha korban =                    (1,5 poin)    

    2. Gaya yang dikeluarkan helikopter adalah m*(g+a+ak)

      Usaha helikopter =                    (1,5 poin)


     

  3. (total 6 poin)

    a). Massa & pusat massa bola tanpa rongga :m1= M, x1,pm= 0        (0,5 poin)

b). Massa & pusat massa rongga        :m2= M/8, x2,pm= R/2        (0,5 poin)

c). Massa bola dengan rongga.         m3= 7M/8,            (0,5 poin)

d). m1 = m2 + m3.

m1
x1,pm= m2
x2,pm+ m3
x3,pm.

0 = MR/16 + 7M/8 x3,pm.

x3,pm= - R/14                                (1,5 poin)


 

e). Gravitasi yang dirasakan bola m = gravitasi oleh bola tanpa rongga – gravitasi rongga

=            (3 poin)

                


 

  1. (9 poin)
    1. Energi sistem kekal

                                  (1 poin)

b). Momentum linear kekal    

                                (1 poin)

Dari 2 persamaan di atas di dapat

c).                             (1,5 poin)

d).                          (1,5 poin)

e). Waktu untuk mencapai tanah didapat dari

sehingga didapat                            (2 poin)

f). Jarak antara kedua massa saat m menyentuh tanah adalah

                 (2 poin)


 

Soal Fisika Seleksi OSN 2008

Tingkat Kabupaten/Kotamadya

3 jam


 

  1. Sebuah elevator naik ke atas dengan percepatan ae. Saat ketinggian elevator terhadap tanah adalah h dan kecepatannya adalah ve (anggap t = 0), sebuah bola dilempar vertikal ke atas dengan laju vbe relatif terhadap elevator. Percepatan gravitasi adalah g.
    1. Hitung waktu yang diperlukan bola (t1) untuk mencapai ketinggian maksimum relatif terhadap bumi! (1 poin)
    2. Hitung ketinggian maksimum bola relatif terhadap tanah! (2 poin)
    3. Hitung percepatan bola relatif terhadap kerangka elevator! (1 poin)
    4. Hitung waktu yang diperlukan bola (t2) untuk mencapai ketinggian maksimum relatif terhadap elevator!(2 poin)
    5. Hitung ketinggian maksimum bola relatif terhadap elevator! (1 poin)
    6. Kapan bola kembali menyentuh elevator? (2 poin)


       

  2. Sebuah peluru bermassa 10 gram bergerak ke atas dengan kecepatan 1000 m/s menumbuk lalu menembus sebuah balok melalui pusat massa balok itu. Balok yang bermassa 5 kg ini mula-mula diam. Anggap proses tumbukan sangat singkat.
    1. Jika kecepatan peluru setelah menembus balok adalah 400 m/s, tentukan kecepatan balok tersebut! (2 poin)
    2. Tentukan tinggi maksimum yang dapat dicapai balok! (2 poin)
    3. Berapa energi yang hilang dalam proses tumbukan? (2 poin)

    Anggap percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2.


 


 

  1. Seorang menarik poros katrol dengan gaya F ke atas seperti pada gambar. Anggap katrol dan tali tidak bermassa. Massa m2 lebih besar dari pada massa m1.
    1. Hitung gaya normal (N2) maksimum agar m2 tetap tidak bergerak.

      (1 poin)

    2. Hitung gaya tegang tali T agar m2 tetap tidak bergerak. (2 poin)
    3. Hitung gaya maksimum F agar m2 tetap tidak bergerak.(1 poin)
    4. Berapa percepatan massa m1 untuk harga gaya maksimum ini? (2 poin)


 


 

  1. Sebuah tongkat homogen dengan panjang l dan massa m berotasi pada sumbu yang terletak pada salah ujungnya. Anggap tidak ada gesekan. Batang dilepas dari posisi horizontal dari keadaan diam. Saat batang berada pada keadaan vertikal, batang menumbuk sebuah bola dengan massa M yang diam. Tumbukan yang terjadi tidak lenting sama sekali.


 


 

  1. Tentukan momen inersia batang terhadap sumbu rotasi! (nyatakan dalam m dan l) (1 poin)
  2. Dari hukum kekekalan energi, tentukan energi total batang mula-mula! (1 poin)
  3. Tentukan juga energi total batang sesaat setelah tumbukan! (1 poin)
  4. Tentukan kecepatan sudut batang sesaat sebelum tumbukan! (1 poin)
  5. Momentum sudut sistem tersebut kekal, tentukan momentum sudut mula-mula dan momentum sudut akhir sistem tersebut! (2 poin)
  6. Tentukan kecepatan sudut batang sesaat setelah tumbukan! (1 poin)
  7. Berapakah energi yang hilang dalam proses tumbukan (2 poin)


 


 

  1. Perhatikan sistem di samping. Ada benang melilit sebuah silinder

    dan ujung lain benang diikat ke dinding. Jarak dari titik ikat ke titik sentuh silinder dengan dinding adalah L. Jari-jari silinder adalah r. Anggap ada gesekan antara silinder dan dinding dengan koefisien

    gesek maksimum  Massa silinder adalah m.

    1. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada silinder (1 poin)
    2. Nyatakan kesetimbangan gaya untuk sumbu x dan sumbu y! (2 poin)
    3. Nyatakan kesetimbangan torka! (1 poin)
    4. Nyatakan hubungan sin Ө dan cos Ө terhadap r dan L! (1 poin)
    5. Tentukan tegangan tali T dalam r, L, m dan g ! (0,5 poin)
    6. Tentukan gaya normal N dalam r, L, m dan g ! (1 poin)
    7. Tentukan gaya gesek f dalam r, L, m dan g ! (0,5 poin)
    8. Hitung berapa nilai minimum agar kesetimbangan ini

      bisa tercapai! (2 poin)

    


 

  1. Sebuah helikopter berusaha menolong seorang korban banjir. Dari suatu ketinggian L, helikopter ini menurunkan tangga tali bagi sang korban banjir. Karena ketakutan, sang korban memanjat tangga tali dengan percepatan ak relatif terhadap tangga tali. Helikopter sendiri diam di tempat (relatif terhadap bumi) dan menarik tangga tali naik dengan percepatan a relatif terhadap tanah. Anggap tali diam saat korban mulai memanjat (kecepatan mula mula adalah nol). Anggap massa korban m, percepatan gravitasi g.dan massa tangga tali bisa diabaikan.
    1. Hitung waktu yang dibutuhkan sang korban agar sampai ke helikopter, nyatakan dalam a, ak
      dan L! (1 poin)
    2. Tentukan panjang tali yang dipanjat oleh korban, nyatakan dalam a, ak
      dan L! (1 poin)
    3. Tentukan bagian tali yang ditarik oleh helikopter, nyatakan dalam a, ak
      dan L! (1 poin)
    4. Hitung usaha korban untuk naik ke helikopter, dalam m, g, a, ak
      dan L! (1,5 poin)
    5. Hitung juga usaha helikopter untuk menarik korban sampai korban mencapai helikopter, dalam m, g, a, ak
      dan L! (1,5 poin)


       


 

  1. Sebuah bola uniform mempunyai rongga di dalam

    nya. Rongga ini menyentuh permukaan bola dan

    persis menyentuh pusat bola (diameter rongga

    adalah R). Jari-jari bola adalah R. Massa bola jika

    tidak ada rongga adalah M dan pusat koordinatnya

    adalah pusat bola tanpa rongga.

    1. Nyatakan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari bola tanpa rongga (0,5 poin)
    2. Nyatakan massa dalam M dan pusat massa dalam R dari rongga (0,5 poin)
    3. Nyatakan massa dalam M dari bola dengan rongga (0,5 poin)
    4. Berapa jarak pusat massa bola berongga dari pusat bola dalam R? (1,5 poin)
    5. Hitung gaya gravitasi yang dirasakan massa m akibat bola berongga! Nyatakan dalam G, M, m, d dan R (3 poin)


 


 

  1. Perhatikan kereta di samping. Massa kereta M dan massa balok di atasnya m. Sebuah pegas dengan konstanta pegas k berada dalam keadaan tertekan dengan simpangan A. Mula-mula semua sistem diam. Saat t = 0, massa m dan M dilepas sehingga massa m dan M memiliki kecepatan relatif terhadap bumi masing-masing vm dan vM saat pegas kendur.
    1. Tuliskan persamaan kekekalan energi sistem dalam k, A, m, M, vm dan vM ! (1 poin)
    2. Tuliskan persamaan kekekalan momentum linier dalam m, M, vm dan vM ! (1 poin)
    3. Hitung vm dalam k, A, m, M, vm dan vM ! (1,5 poin)
    4. Hitung vM dalam k, A, m, M, vm dan vM ! (1,5 poin)
    5. Hitung waktu massa m mencapai tanah! (2 poin)
    6. Hitung jarak antara kedua massa saat massa m menyentuh tanah! (2 poin)


 


 


 

SELAMAT BERLOMBA

Rabu, 23 Desember 2009

Materi pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN


 


 

A. Latar Belakang


 

Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat memenuhi acuan atau standar tertentu. Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.


 

Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL yang diharapkan, perlu didukung oleh berbagai standar lainnya, antara lain standar proses dan standar pendidik dan tenaga kependidikan.


 

Untuk membantu peserta didik mencapai berbagai kompetensi yang diharapkan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar juga merupakan bagian sangat penting dalam mendukung keseluruhan komponen dari materi pembelajaran tersebut.


 

Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran secara umum dengan mengembangkan SK-KD menjadi indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Sebagai bagian dari langkah pengembangan silabus, pengembangan indikator merupakan langkah strategis yang berpengaruh pada kualitas pembelajaran di kelas. Kemampuan guru dan sekolah dalam mengembangkan indikator berpengaruh pada kualitas kompetensi peserta didik di sekolah tersebut.


 


 

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan materi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dan acuan pembelajaran.


 

Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan materi pembelajaran.


 

Oleh karena itu, disamping sebagai implementasi dari Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran - Dit. PSMA (yang antara lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru SMA sehingga dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan materi pembelajaran.


 


 

B. Tujuan

Penyusunan panduan ini bertujuan :

  1. memberikan pemahaman lebih luas untuk mengembangkan materi pembelajaran.
  2. memberikan gambaran strategi implementasi pengembangan materi pembelajaran.
  3. mendorong peningkatan mutu pembelajaran melalui proses pengembangan materi pembelajaran yang efektif.


 


 

C. Ruang Lingkup


 

Ruang lingkup panduan ini meliputi konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.


 

BAB II

MATERI PEMBELAJARAN


 


 

  1. Pengertian Materi Pembelajaran


 

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.


 

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.


 

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .


 

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.


 

Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.


 

  1. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

    Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.

    1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.


 

  1. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.
    Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.


 

  1. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.


 

  1. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb.


 

  1. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.


     


     

BAB III

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

MATERI PEMBELAJARAN


 


 

  1. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi


     

    Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).


     

    1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah "Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya" (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya "Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran" (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
    2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
    3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).


     

    Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:

    1. potensi peserta didik;
    2. relevansi dengan karakteristik daerah;
    3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
    4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
    5. struktur keilmuan;
    6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
    7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
    8. alokasi waktu.


     

  2. Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran
    1. Penentuan cakupan materi pembelajaran

    Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.


     

    Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

    Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.

    Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.


     

    Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.


     

    Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:

    1. penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi;
    2. rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
    3. penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi.


     

    Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.


     

    Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah " Menulis surat dagang dan surat kuasa". Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1)
    jenis surat niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa, (3) menulis surat perjanjian jual – beli dan surat kuasa sesuai dengan keperluan , (4) surat perjanjian jual – beli dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.


     

    1. Urutan Materi Pembelajaran

    Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.


     

    Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.


     

    1. Pendekatan prosedural.

      Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.

      Contoh : Urutan Prosedural (tatacara)

      Pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), peserta didik harus mencapai kompetensi dasar "Melakukan setting peripheral pada operating system (OS) komputer". Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan langkah-langkah berurutan mulai dari cara membaca gambar periferal sampai dengan mengetes keberhasilannya. Prosedur instalasi tersebut dapat disajikan dalam materi pembelajaran sebagaimana dalam tabel di bawah ini :


       


       


       


       


       

      Tabel 1: Contoh Urutan Materi pembelajaran Secara Prosedural

Materi Pembelajaran 

Urutan Materi 

Melakukan setting peripheral pada operating system (OS) komputer

  • Mengidentifikasi informasi tentang jenis dan fungsi tiap-tiap peripheral
  • Jenis dan fungsi tiap-tiap peripheral
  • Petunjuk pengoperasian peripheral
  • Fungsi driver
  • Instalasi driver peripheral
  • Mempraktikkan setting peripheral

    (Kecakapan hidup:
    Identifikasi variabel, menghubungkan variabel, merumuskan, hipotesis, mengambil keputusan)


 


 

  1. Pendekatan hierarkis

    Urutan materi pembelajaran secara hierarkis
    menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

    Contoh : Urutan Hierarkis (berjenjang)

    Soal cerita tentang Perhitungan Laba Rugi dalam Jual Beli

    Agar peserta didik mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (penerapan rumus/dalil), peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar (penguasaan konsep). Setelah itu peserta didik perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba dan rugi (penguasaan dalil). Selanjutnya peserta didik menerapkan dalil atau prinsip jual beli (penguasaan penerapan dalil). Bila disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.


     

    Tabel 2: Contoh Urutan Materi pembelajaran secara hierarkis

Materi pembelajaran

 

Urutan Materi

1.    Menghitung laba atau rugi dalam jual beli  

  1. Konsep/pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar
  1. Rumus/dalil menghitung laba, dan rugi
  2. Penerapkan dalil atau prinsip jual beli


 


 


 

  1. Penentuan Sumber Belajar     

    Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

    Beberapa jenis sumber belajar antara lain:

    1. buku
    2. laporan hasil penelitian
    3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
    4. majalah ilmiah
    5. kajian pakar bidang studi
    6. karya profesional
    7. buku kurikulum
    8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
    9. situs-situs Internet
    10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
    11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
    12. narasumber


     

    Perlu diingat bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA.

BAB IV

STRATEGI IMPLEMENTASI

MATERI PEMBELAJARAN


 

  1. Langkah-Langkah Penentuan Materi Pembelajaran
    1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar

    Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.

  • Ranah Kognitif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.
  • Ranah Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan rutin.
  • Ranah Afektif jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.


 

  1. Identifikasi Jenis-jenis Materi Pembelajaran

    Identifikasi dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep, prinsip dan prosedur.


     

    Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.


     

    Materi pembelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah psikomotor terdiri dari gerakan awal, semirutin, dan rutin. Misalnya tulisan tangan, mengetik, berenang, mengoperasikan komputer, mengoperasikan mesin dan sebagainya.


     

    Materi yang akan dibelajarkan perlu diidentifikasi secara tepat agar pencapaian kompetensinya dapat diukur. Di samping itu, dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan dibelajarkan, maka guru akan mendapatkan ketepatan dalam metode pembelajarannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, metode, media, dan sistem evaluasi yang berbeda-beda. Misalnya metode pembelajaran materi fakta atau hafalan bisa menggunakan "jembatan keledai", "jembatan ingatan" (mnemonics), sedangkan metode pembelajaran materi prosedur dengan cara "demonstrasi".


     

    Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita belajarkan berupa fakta, konsep,
    prinsip, prosedur, aspek sikap, atau keterampilan motorik.


     

    Berikut adalah pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.

  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya "ya" maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah "fakta". Contoh: Nama dan lambang zat kimia, nama-nama organ tubuh manusia.
  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi? Kalau jawabannya "ya" berarti materi yang harus diajarkan adalah "konsep". Contoh : Seorang guru Biologi menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian peserta didik diminta untuk menglasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.
  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu? Bila "ya" maka materi yang harus diajarkan adalah "prosedur". Contoh :

    • Seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan membelajarkan bagaimana proses penyusunan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan dalam mewujudkan persamaan Hak Asasi Manusia.
    • Seorang guru Fisika menjelaskan tentang bagaimana membuat magnet buatan. Seorang guru Kimia mengajarkan bagaimana membuat sabun mandi.
  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep? Bila jawabannya "ya", berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori "prinsip". Contoh :


 


 

  • Seorang guru Matematika menjelaskan cara menghitung luas segitiga menggunakan aturan Trigonometri. Rumus luas segitiga adalah setengah dari perkalian dua sisi berdekatan kali sinus sudut yang diapit .
  • Seorang guru Ekonomi menjelaskan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik.
  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya "Ya", maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek sikap atau nilai. Contoh: Budi memilih tidak menaati rambu-rambu lalulintas daripada terlambat ke sekolah walau telah dibelajarkan pentingnya menaati peraturan lalu lintas.
  • Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya "Ya", maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik. Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, peserta didik diharapkan mampu melompati mistar setinggi 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.


 

Agar menjadi lebih jelas dalam mengidentifikasi materi pembelajaran apakah termasuk aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), aspek afektif dan aspek psikomotorik, berikut disajikan bagan alur (flowchart) langkah-langkah penentuan materi pembelajaran. Selain menggambarkan langkah-langkah yang menunjukkan cara berpikir, diagram di bawah ini juga menunjukkan kata-kata kunci untuk menentukan jenis atau tipe materi pembelajaran dalam hubungannya dengan perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.

Diagram 1. Proses Pemilihan Materi Pembelajaran


 


 


 


 


 


 


 

                 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

    


 

  1. Strategi Urutan Penyampaian
    1. Strategi urutan penyampaian simultan

      Jika guru harus menyampaikan lebih dari satu materi pembelajaran, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, kemudian diperdalam satu demi satu (metode global). Misalnya, seorang guru mata pelajaran Kimia akan menyampaikan materi tentang Ikatan Kimia yang terdiri dari beberapa macam ikatan, Kestabilan Unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen, Senyawa Kovalen Polar dan Non-Polar, Ikatan Logam. Pertama-tama Guru menyajikan gambaran umum sekaligus secara garis besar, kemudian setiap jenis ikatan disajikan secara mendalam.


       

    2. Strategi urutan penyampaian suksesif

      Jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula. Contoh yang sama, seorang guru mata pelajaran Kimia akan menyampaikan materi tentang Ikatan Kimia yang terdiri dari beberapa macam Ikatan, Kestabilan Unsur, Struktur Lewis, Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen, Senyawa Kovalen Polar dan Non-Polar, Ikatan Logam. Setelah jenis ikatan pertama disajikan secara mendalam, baru kemudian menyajikan jenis berikutnya yaitu Ikatan Ion, Ikatan Kovalen dan seterusnya.


       

  2. Strategi Penyampaian Jenis-Jenis Materi

Secara garis besar, langkah-langkah menyampaikan materi pembelajaran sangat bergantung kepada jenis materi yang akan disajikan. Langkah-langkah dan strategi yang dijabarkan dalam panduan ini adalah masih dalam taraf minimal. Pengembangannya, diserahkan pada kreativitas guru, sepanjang tidak menyalahi kaidah-kaidah yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.


 

  1. Strategi Penyampaian Fakta

Jika guru harus manyajikan materi pembelajaran jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dsb.).


 

Langkah-langkah membelajarkan materi pembelajaran jenis "Fakta":

  1. Sajikan fakta
  2. Berikan bantuan untuk materi yang harus dihafal
  3. Berikan soal-soal mengingat kembali (review)
  4. Berikan umpan balik
  5. Berikan tes.


     

Contoh :

Strategi penyampaian materi Fisika Kelas X tentang Indeks Bias Cahaya.


 

Langkah 1 : Penyajian Fakta

Sajikan materi tentang indeks bias medium, yaitu untuk intan dan kaca. Jika suatu medium mempunyai susunan molekul yang rapat maka akan mempunyai indeks bias yang besar, dan sebaliknya. Gunakan lisan, lisan dan gambar atau slide presentasi.


 

Langkah 2 : Memberi Bantuan

Bantuan menghafal perbedaan indeks bias antara intan dan kaca. Untuk membantu menghafalnya, dapat menggunakan pasangan asosiasi KACA dengan KECIL (fokus pada huruf K dan C), sedangkan untuk INTAN diambil nilai kebalikannya, yaitu BESAR. Dengan demikian, intan mempunyai indeks bias lebih besar dibanding kaca.


 

Langkah 3 : Soal-soal Review

Berikan soal-soal penerapan yang berkaitan dengan kerapatan susunan molekul.


 

Langkah 4 : Memberikan Umpanbalik

Berikan umpanbalik atau informasi apakah jawaban peserta didik benar atau salah. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.


 

Langkah 5: Tes

Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah memahami perbedaan indeks bias medium. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian fakta.


 

  1. Strategi penyampaian konsep

    Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dsb.


     

    Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis "Konsep":

    1. Sajikan Konsep
    2. Berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh)
    3. Berikan soal-soal latihan dan tugas
    4. Berikan umpanbalik
    5. Berikan tes.


     


     


     

    Contoh: Penyajian konsep tindak pidana pencurian


     

    Langkah 1: Penyajian konsep

    Sesuai pasal 362 KUHP, "Barang siapa dengan sengaja mengambil barang milik orang lain dengan melawan hukum dengan maksud untuk dimiliki dihukum dengan hukuman penjara sekurang-kurangnya … tahun."


     

    Langkah 2: Pemberian bantuan

    Pertama peserta didik dibantu untuk memahami konsep dengan kalimat sendiri, tidak harus hafal verbal terhadap konsep yang dipelajari (dalam hal ini Pasal pencurian). Kedua tunjukkan unsur-unsur pokok konsep tindak pidana pencurian, yaitu: (a) mengambil barang (bernilai ekonomi); (b) barang itu milik orang lain; (c) dengan melawan hukum (tanpa seizin yang empunya); (d) dengan maksud dimiliki (mengambil uang untuk jajan). Contoh positif. Wawan malam hari masuk pekarangan Ali dengan merusak pintu pagar (sengaja) mengambil (melawan hukum) material bangunan berupa besi beton (barang milik orang lain), kemudian dijual, uangnya untuk membeli beras (dengan maksud dimiliki). Contoh negatif/salah (bukan contoh tapi mirip). Badu meminjam sepeda Gani tidak dikembalikan melainkan dijual, uangnya untuk membeli makanan. Dari contoh negatif atau contoh yang salah ini, unsur-unsur "sengaja mengambil barang milik orang lain dengan maksud dimiliki" terpenuhi, tetapi ada satu unsur yang tidak terpenuhi, yaitu "melawan hukum", karena "meminjam". Jadi pengambilan barang seizin yang empunya. Karena itu perbuatan tersebut bukan termasuk tindak pidana pencurian, melainkan penggelapan.


     

    Langkah 3: Latihan

    Pertama, peserta didik diminta menghafal dengan kalimat sendiri (hafal parafrase) Kemudian peserta didik diminta memberikan contoh kasus pencurian lain selain yang dicontohkan oleh guru untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi tindak pidana pencurian.


     

    Langkah 4: Umpan balik

    Berikan umpan balik atau informasi apakah peserta didik benar atau salah dalam memberikan contoh. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.


     

    Langkah 5: Tes

    Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah paham terhadap materi tindak pidana pencurian. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian konsep dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi tidak paham.


     

  2. Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip

    Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law),
    postulat, teorema, dsb.

    Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis "prinsip"

    1. Berikan prinsip
    2. Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
    3. Berikan soal-soal latihan
    4. Berikan umpan balik
    5. Berikan tes.


     

    Contoh:

    Strategi penyampaian materi Nilai Fungsi Trigonometri

    di berbagai Kuadran Sudut.


     

    Langkah 1 : Penyajian Materi Prinsip

    Sajikan materi dengan lisan, tulisan, gambar ataupun slide presentasi. Tunjukkan nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran melalui perbandingan dengan sudut lancip, sehingga diperoleh tanda bilangan positif atau negatif untuk setiap fungsi sinus, cosinus dan tangen di setiap kuadran.


     

    Langkah 2 : Memberi Bantuan

    Berikan bantuan kepada peserta didik untuk menerapkan rumus yang diberikan. Guna menghafal tanda-tanda bilangan dari setiap nilai fungsi Trigonometri di tiap kuadran, bisa juga diberi bantuan untuk menghafal. (Ingat! Bantuan penyampaian materi secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb ). Sebagai contoh, untuk menghafal tanda-tanda nilai fungsi trigonometri digunakan cara berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, bantuan mengingat-ingat tanda-tanda nilai fungsi trigonometri tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi ASTAKO atau YASTAKO (semua, sinus, tangen, kosinus).


     

    Langkah 3 : Soal-soal Review

    Berikan soal-soal penerapan yang berkaitan dengan penentuan nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran


     

    Langkah 4 : Memberikan Umpan Balik

    Berikan umpan balik atau informasi apakah jawaban peserta didik benar atau salah. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.


     

    Langkah 5: Tes

    Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah paham terhadap nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian fakta dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi sebenarnya tidak paham.

    1. Strategi Penyampaian Prosedur

    Tujuan mempelajari prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. Misalnya langkah-langkah menghidupkan televisi, menghidupkan dan mematikan komputer.

    Langkah-langkah mengajarkan prosedur meliputi:

    1. menyajikan prosedur
    2. pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksanakan prosedur
    3. memberikan latihan (praktik)
    4. memberikan umpanbalik
    5. memberikan tes.


       

    Contoh, Mata Pelajaran TIK:

    Prosedur memasang kabel UTP pada konektor RJ-45 pada jaringan lokal.


     

    Langkah 1: Menyajikan prosedur

    Sajikan langkah-langkah atau prosedur memasang kabel UTP pada konektor RJ-45 dengan menggunakan gambar atau slide presentasi.


     

    Langkah 2: Memberikan bantuan

    Beri bantuan agar peserta didik hafal tentang warna kabel, urutan sesuai jenis sambungan, cara memegang konektor RJ-45 dan menggunakan tang crimping.


     

    Langkah 3: Memberikan latihan

    Tugasi peserta didik melakukan praktik berlatih dengan atau tanpa melakukan crimping untuk satu jenis sambungan, misalnya straight.


     

    Langkah 4: Memberikan umpan balik

    Beritahukan apakah yang dilakukan peserta didik dalam praktik sudah betul atau salah. Beri konfirmasi jika betul, dan koreksi jika salah.


     

    Langkah 5: Memberikan tes

    Berikan tes memasang kabel dengan jenis sambungan yang berbeda, misalnya crossover.


     

    1. Strategi penyampaian materi aspek sikap (afektif)

    Termasuk materi pembelajaran aspek sikap (afektif) menurut Bloom (1978) adalah pemberian respons, penerimaan suatu nilai, internalisasi, dan penilaian. Beberapa strategi mengajarkan materi aspek sikap antara lain: penciptaan kondisi, pemodelan atau contoh, demonstrasi, simulasi, penyampaian ajaran atau dogma.


     

    Contoh: pada mata pelajaran Sosiologi kelas X yaitu
    memberikan contoh peran nilai dan norma dalam masyarakat.

    Strategi Penciptaan Kondisi: Agar memiliki sikap normatif dalam kehidupan bermasyarakat, di depan loket dipasang jalur untuk antre berupa pagar besi yang hanya dapat dilalui seorang demi seorang secara bergiliran.


     

    Strategi Pemodelan atau Contoh: Disajikan contoh atau model seseorang yang tidak memiliki sikap normatif, yaitu seseorang yang tidak mau tertib dalam antrean.


     

  1. Strategi Belajar

Ditinjau dari sisi guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau membelajarkan kepada peserta didik (teaching activity). Sebaliknya, ditinjau dari sisi peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran (learning activity).


 

Secara khusus dalam belajar, kegiatan peserta didik dapat dikelompokkan menjadi menghafal, menggunakan, menemukan, dan memilih.

Penjelasan dan contoh berikut adalah minimal. Guru dipersilakan melakukan pengembangan disesuaikan dengan metode-metode lebih mutakhir yang dimiliki:


 

  1. Menghafal

    Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dsb. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting peserta didik paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimedes, dsb.


     

  2. Menggunakan/Mengaplikasi

    Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran peserta didik perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasi materi yang telah dipelajari.


     

    Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan putusan. Contoh, berdasar hasil penggalian ditemukan fakta terdapatnya emas perhiasan yang sudah jadi, setengah jadi, perhiasan yang telah rusak, tungku, bahan emas batangan di bekas peninggalan sejarah di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah. Dengan menggunakan fakta tersebut, ahli sejarah menyimpulkan bahwa lokasi tersebut adalah bekas tempat pengrajin emas.


     

    Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Seperti diketahui, dalil atau rumus merupakan hubungan antara beberapa konsep. Misalnya, dalam berdagang "Jika penjualan lebih besar daripada modal maka akan terjadi laba atau untung". Konsep-konsep dalam jual beli tersebut meliputi penjualan, biaya modal, laba, untung, dan konsep "lebih besar".


     

    Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggenerali-sasi dan membedakan. Contoh, seorang anak yang telah memahami konsep "jam adalah alat penunjuk waktu", akan dapat menggeneralisasi bahwa bagaimanapun berbeda-beda bentuk dan ukurannya, dapat menyimpulkan bahwa benda tersebut adalah jam.


     

    Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Contoh, seorang peserta didik yang telah mampu menghitung luas persegi panjang setelah mempelajari rumusnya, dapat menentukan luas persegi panjang di mana pun dan berapa pun besarnya panjang dan lebar persegi panjang yang harus dihitung luasnya.


     

    Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktikkan. Seorang peserta didik yang telah menguasai cara dan berlatih mengendarai sepeda motor, dapat mengendarai sepeda motor tersebut.


     

    Penggunaan prosedur (psikomotorik) adalah untuk mengerjakan tugas atau melakukan suatu perbuatan. Sebagai contoh, peserta didik dapat mengendarai sepeda motor setelah menguasai langkah-langkah atau prosedur mengendarai sepeda motor.


     

    Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, peserta didik berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.


     

  3. Menemukan

    Penemuan di sini adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan, merupakan hasil belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang peserta didik dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling peserta didik dapat membuat prototipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.

  4. Memilih

    Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel daripada membaca tulisan ilmiah. Memilih mentaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dsb.